Soal Reshuffle Kabinet, Pengamat Nasional John Palinggi Beri Pernyataan Keras dan Menohok

  • Bagikan
Soal Reshuffle Kabinet, Pengamat Nasional John Palinggi Beri Pernyataan Keras dan Menohok

Suarabekasinews.com,Jakarta,

Saat ini,sejatinya dua hal yang menjadi fokus pemerintah yakni, menciptakan kesehatan masyarakat yang lebih baik serta menggeliatkan kembali ekonomi. Apakah kedua hal ini ada kaitannya dengan wacana  reshuffle kabinet yang akhir-akhir ini begitu gencar didengungkan?

“Isu reshuffle kabinet memang selalu mengemuka. Entah saat satu tahun, dua tahun,bahkan 100 hari kepemimpinan Presiden. Tapi saya melihat,apapun pembicaraan di luar,itu adalah dinamika demokrasi yang terbangun di alam reformasi,termasuk meramal siapa yang bakal direshuffle dan sebagainya,”kata Dr. John N. Palinggi,MM.,MBA.,pada Kamis (09/09/2021) di Jakarta.

Meski begitu,kata John,yang harus dipahami,jangan bikin onar di masyarakat dengan isu-isu yang tidak pasti,bahkan seolah-olah bak juru bicara Presiden,meramal-ramal siapa yang bakal diganti dan seterusnya. “Itu secara tidak langsung mendegradasi hak prerogatif Presiden untuk mengganti siapa yang menjadi menteri (pembantu Presiden),”tegasnya.

John menilai,serahkan saja pada Presiden. Sebab,Presiden tahu persis siapa orang yang tepat pada posisi yang tepat untuk membantu tugas-tugas negara yang diamanahkan padanya. “Bisa saja ada usulan dari mana-mana,termasuk partai politik, itu wajar-wajar saja. Tapi pada akhirnya, filter terakhir ada di tangan Bapak Presiden,”imbuhnya.

Ketua Harian Badan Interaksi Sosial Masyarakat (Bisma) ini menegaskan, bangsa ini sudah begitu lelah menghadapi pandemi Covid-19. Jadi, jangan ditambah lagi dengan menghadirkan cerita yang tidak-tidak. Jangan membuat resah menteri- menteri yang saat ini tengah berjibaku mengimplementasikan berbagai program Presiden.

Ketika disinggung reshuffle dikaitkan dengan upaya memaksimalkan penanganan pandemi Covid-19,John beranggapan,Indonesia cukup berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19. Padahal dari sisi jumlah penduduk banyak dengan wilayah yang begitu tersebar. “Dibanding negara lain, penanganan pandemi Indonesia bisa dikatakan cukup berhasil. Coba lihat saja,saat ini masyarakat sudah lebih tenang,berbagai tempat sudah mulai dibuka,bahkan sekolah tatap muka sudah diizinkan,dan sebagainya. Itu menandakan pemerintah cukup berhasil mengendalikan pandemi ini,” urai John yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distribusi Indonesia (Ardin) ini.

Presiden Direktur PT Karsa Mulindo Semesta Group ini menegaskan,tidak perlu kita mencari-cari kesalahan orang lain. Lihat saja ke diri sendiri, apa yang kita lakukan sudah benar atau belum? “Bangsa ini tidak bisa dibangun dari pemikiran yang picik dan dangkal seperti itu,” tandasnya.

Lebih jauh John yang juga Ketua Umum Asosiasi Mediator Indonesia (Amindo) ini menjelaskan,reshuffle itu penyegaran. Artinya,belum tentu menteri yang diganti itu berbuat kesalahan. Pertimbangan reshuffle itu, bisa saja ada hal-hal yang perlu dimaksimalkan berdasarkan profesionalitas dan pengalaman serta keilmuan seseorang terhadap suatu tugas. “Jadi,bukan berarti, seorang menteri yang direshuffle berbuat salah, lalu yang menggantikannya itu lebih hebat. Tidak demikian,”kata John.

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, sambung John,penting Bapak Presiden memiliki kesepahaman dengan para menteri sebagai pembantunya. John meyakini dengan menteri-menteri yang sekarang,tentu sudah ada kesepahaman dengan Presiden awalnya. Hanya saja,dalam perjalanan waktu,kelemahan secara individual bisa saja ada. Untuk itu,mungkin dipandang perlu penyegaran (refreshing).

Ketika dikaitkan reshuffle dengan pertemuan Presiden Jokowi dengan para pimpinan parpol,termasuk PAN, John menampiknya. “Kan bagus dan positif kalau semakin banyak partai merapat ke Presiden. Tentu bisa memperkuat posisi Presiden dalam membangun negara,”ucapnya.

Saat ini,lanjut John,ada dua masalah yang dihadapi bangsa ini. Pertama, maksimalisasi penanganan pandemi Covid-19. Kedua,secara bersamaan harus menggerakan roda perekonomian secara produktif,baik individu maupun kelompok. Sebab, tidak mungkin orang sehat,tapi tidak makan. Sebaliknya,tidak mungkin ada makan,tapi sakit. Namun,mungkin karena keterbatasan anggaran,maka kedua hal tersebut harus dilakukan selektif,seefektif mungkin,dan berdaya guna untuk mencapai sasaran secara maksimal.

John juga mengimbau masyarakat bisa mematuhi anjuran pemerintah dalam penerapan PPKM yang berkelanjutan, supaya semua sehat,aman,dan tentram. (Red/***)

  • Bagikan