Informasi yang diperoleh dari Ketua Kelompok Tani, Rudiatmoko,berdasarkan hasil panen padi kali ini diperoleh hasil dengan produktivitas sebesar 7,5-8,5 ton GKP per hektar. Hasil panen musim tanam saat ini sangat memuaskan dan keberhasilan ini tidak luput dari peran semua pihak,baik petani,penyuluh,serta babinsa yang sama-sama bekerja keras untuk memberikan hasil yang terbaik.
Selain itu,Rudiatmoko juga mengungkapkan bantuan pemerintah benar-benar membantunya. Bantuan berupa saprodi, pompa air, benih dan traktor telah membuat tanaman padi berhasil dipanen dengan hasil 7,5-8,5.ton per hektar. Pada tahun 2017 ini, produksi padi di Kabupaten Musi Rawas mampu menyediakan beras untuk memenuhi konsumsi masyarakat. Sehingga pasokan beras cukup sekaligus harga beras stabil.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Musi Rawas (Ir Heryanto) mengatakan tanam padi September 2017 yang lalu ditargetkan dapat dipanen pada Desember 2017 seluas 5.742 Ha dengan rata-rata produktivitasnya 7,31 ton GKG per hektar,sehingga diperoleh hasil 41.974 ton Gabah Kering Giling (GKG) setara 23.085,7 ton beras. Jumlah pencapaian tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2016. Sehingga diperkirakan surplus beras di Kabupaten Musi Rawas tahun 2017,meningkat dibanding tahun 2016.
Tahun 2016 produksi padi di Kabupaten Musi Rawas sebesar 345.024 ton gkg (atap 2016) Kami yakin sekali tahun ini akan mengalami peningkatan.(aram 2 produksi padi kab. Musi rawas 392.151 ton gkg) Karena memang dalam setahun petani bisa menanam dua hingga tiga kali, (rata rata 3 kali), ungkap Heryanto.
Dia menjelaskan,terjaminnya produksi padi Kabupaten Musi Rawas ini disebabkan karena Pemerintah Pusat dan Daerah benar-benar bersinergi untuk terus mendorong upaya peningkatan produksi padi. Misalnya,untuk mengantisipasi kekeringan,keterlambatan pengolahan tanah,kesulitan mendapatkan benih bermutu bersertifikat pemerintah dan lain lain penghambat upaya peningkatan produksi pemerintah telah menyalurkan bantuan cukup banyak ke petani,seperti pompa air,traktor dan benih berkualias,rehabilitasi jaringan irigasi tersier, embung dan lainnya.
Pendampingan oleh penyuluh dan babinsa di tingkat lapangan pun masif dilakukan untuk memantau perkembangan tanaman. Sehingga proses produksi berjalan lancar.
(bagas; foto dok