Dewi Susilo,SP selaku petugas Korlap Upsus menyatakan,tercat 117.5 Ha luas tanaman padi yang di panen di Muara Telang dan mungkin bisa lebih,bahkan sampai saat ini Rabu (10/01) panen padi masih berlangsung dan 12 combine harvester masih berkerja. Panen padi Rabu tersebut, berlangsung di 8 desa di kec. Muara Telang. Luas panen ini semakin hari semakin meluas karena memang sudah masuk musim panen dan harga gabah saat ini cukup bagus dengan nilai harga Rp.5.100– 5.200 per kg GKP dan langsung diambil dilokasi,”ujar Dwi Susilo,SP.
Produktivitas padi yang dipanen rata-rata 5,6-6,8 ton GKP per ha angka ini cukup tinggi untuk produktivitas padi di lahan pasang surut. Varietas padi yang dikembang disini;Inpari 22,Inpari 30,Inpari 32,Ciherang, IR-64,IR 42, dan Situ Bagendit.
Sugito Babinsa Kec. Muara Telang yang bertugas mengawal kegiatan Upsus juga menyatakan,di Muara Telang tidak hanya berlangsung panen padi,tetapi sudah mulai persiapan tanam untuk lahan yang sudah dipanen sebelumnya. Kami juga akan berusaha merubah pola pikir petani Muara Telang sedikit demi sedikit,mengganti pola tanam tabur benih ke persemaiaan (tanam bibit) untuk menerapkan sistim tanam jajar legowo dengan menggunakan transplanter. Bahkan kita sedang siapkan juga persemaian untuk tanam berikutnya,”ungkap Sugito.
Prof. Dr. Ir. Risfaheri selaku penjab Upsus Kementan untuk Banyuasin dalam keterangan tertulisnya mengatakan,optimis panen padi di Banyuasin akan terus bergulir karena puncak panen terjadi di bulan Januari. Target luas panen di Banyuasin 120.000 ha untuk bulan Januari. Petani saat ini sangat bersemangat untuk para panen, meskipun kadang terkendala bila air pasang sehingga kesulitan mengoperasikan combine harvester di sawah, tetapi tidak menyurutkan semangatnya.
Walaupun panen belum tuntas,mereka telah mulai menyiapkan benih utuk penanaman berikutnya. Oleh karenanya kebahagian petani pada saat ini akan hancur bila ada impor beras. Harga gabah saat ini cukup bagus,di atas harga gabah biasanya. Ini hanya fenomena sesaat karena pasokan gabah dari lapangan semakin gencar. Petani menolak keras terhadap wacana impor beras,karena akan membuat harga gabah anjlok seketika dan petani sengsara,”ungkap Prof. Dr. Ir. Risfaheri.
(Bagas; foto dok