TEGAL, JAWA TENGAH,- SBN –
Awal negara berdiri sudah ada pertentangan, bahwa berdirinya bangsa ini melalui proses dan perjuangan yang sangat panjang, dengan segala kearifan dan perjuangan maka NKRI ini berdiri.
Demikian disampaikan Dandim 0712/Tegal Letkol Inf Richard Arnold Yehezkiel Sangari SE, MM saat menjadi narasumber, Rapat Koordinasi Monitoring dan Pelaporan tahun 2019, dan Pembekalan kepada pengurus dan anggota FKDM dengan tema “Bahaya Radikalisme Terhadap Keutuhan NKRI, Selasa (9/4/2019) di aula Taman Teknologi Pertanian (TTP) Jalan Raya Lebaksiu – Balapulang Desa Kesuben Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal.
“Zaman saya, memperjuangkan kemerdekaan beda dengan zamannya Presiden Soekarno, kalau dulu musuh kita jelas, namun saat ini musuh yang kita hadapi tidak nyata,”.
Sudah disepakati oleh pendiri-pendiri bangsa, lanjut Dandim, bahwa kita harus sepakat bersatu, saat ini sengaja bangsa ini dibuat tidak bisa fokus, karena banyak negara-negara lain yang ingin mengintervensi. Sekarang ini, tidak seperti perang dunia I maupun perang dunia II yang lebih menonjolkan kekuatan alutsista yang canggih, tetapi saat ini sudah masuk generasi keempat yaitu konteks perangnya tidak lagi menggunakan persenjataan yang canggih, tetapi sekarang ini musuh kita adalah saudara-saudara kita sendiri yaitu radikalisasi.
“Seperti kajian HTI bukan cuma satu dua bulan tetapi membutuhkan waktu yang cukup panjang, di sini radikalisasi bukan hanya HTI saja, tetapi banyak organisasi-organisasi radikal yang lain, sekarang ini radikalisme sudah masuk ke semua lini, termasuk dikalangan akademisi. Maka dari itu kita harus bersinergi untuk menjadi kekuatan yang utuh, karena radikalisme sekarang ini sudah masuk di sisi-sisi masyarakat.”
Radikalisme saat ini sudah sangat parah, maka dari itu kita digerakkan untuk menangkal isu-isu radikalisme tersebut, kalau tidak, negara kita bisa hancur seperti Syiria. Mereka saat ini sudah merekrut orang-orang yang dimasukan atau disusupkan diberbagai instansi seperti BUMN dan anggota-anggota legislatif.
Indonesia saat ini masih damai karena masyarakat kita masih bisa bekerja mencari rezeki, bisa kita bayangkan apabila negara kita terjadi perang saudara, radikalisme itu sudah ada sejak nenek moyang kita dan mereka turun temurun ke anak cucu mereka sampai saat ini.
“Menjelang pemilu kita harus berfikir secara jernih, mari kita sama-sama memahami dan berfikir, kita jangan mau dikotak-kotakkan. Maka dari itu kita harus pegang teguh Pancasila dan UUD 1945, karena sudah beberapa kali UUD 1945 kita berusaha di amandemen, radikalisme ini harus kita waspadai karena radikalisme sudah menyentuh dielemen masyarakat, kita jangan terjebak karena radikalisme saat ini tidak bermain dengan bom ataupun penculikan.”
(embong sriyadi)