Atasi KLB DBD di Sikka Menkes Bawa Tim Dokter dan Obat-obatan

  • Bagikan
Atasi KLB DBD di Sikka Menkes Bawa Tim Dokter dan Obat-obatan

SBN, SIKKA –

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama dengan Kapusdiskes TNI didampingi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoontik,Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi,Staf Khusus Menteri Bidang Peningkatan Pelayanan, Staf Khusus Menteri Bidang Pembangunan dan Pembiayan Kesehatan beserta tim dari TNI AD dan TNI AU menuju Kabupaten Sikka dari Lanud Halim Perdanakusuma,Jakarta,pada Senin (9/3).

Atasi KLB DBD di Sikka Menkes Bawa Tim Dokter dan Obat-obatan

“Saya mau lihat sendiri penanganannya,saya juga membawa tim dokter dari Kemenkes dan TNI kita libatkan bersama,serta dengan membawa obat-obatan untuk mengatasinya” ujar Terawan.

Selain itu,telah disiapkan juga Dokter Spesialis Anak,Dokter Spesialis Penyakit Dalam,Dokter Spesialis Kesehatan Lingkungan dari tim Kemenkes RI dan TNI. Mereka akan bertugas dan membawa perlengkapan logistik berupa obat-obatan dan cairan yang akan dibawa ke Kabupaten Sikka dan NTT.

“Mudah-mudahan langkah kita diridhoi dan diberkahi Tuhan Yang Maha Esa,sehingga kita mampu mengatasi Kejadian Luar Biasa DBD dengan baik dan tidak ada lagi korban kematian karna DBD di NTT dan Indonesia. Saya harapkan doa dan lingkungan kita bersama bisa mengatasi dengan baik,”jelas Terawan.

Setibanya di Kabupaten Sikka, Menkes bersama rombongan menuju RSUD Dr. TC. Hillers Maumere,Kabupaten Sikka (9/3). Menkes berkesempatan berdialog dengan pasien yang sedang dirawat di RSUD TC Hillers. Ia mengingatkan agar tetap menjaga diri,kesehatan dan selalu berdoa agar diberi kesembuhan.

Atas arahan presiden,Menkes meninjau langsung lokasi dari KLB DBD tersebut dan terlihat pasien di RSUD ini cukup banyak dan meningkat. Per tanggal 8 Maret 2020 jumlah kasus mencapai 1.195 dengan jumlah kematian mencapai 13 orang.

Barang logistik yang telah dibawa untuk KLB DBD di Sikka yaitu 1 buah mesin fogging,75 raket electrik,30 liter insectisida,1.000 tes RDT,Repellen 250 buah,1 ton PMT,1.500 cairan infus, 1.000 jarum infus dan abocath. Selain itu,terdapat 6 tenaga medis, perawat dan 30 dokter,terdiri dari dokter spesialis anak,penyakit dalam dan tenaga Kesehatan lingkungan (gabungan 20 Dokter TNI dan 10 Dokter dari Kemenkes).

Menkes berharap agar tim tenaga kesehatan,sipil dan masyarakat sekitar saling membantu dan bahu membahu untuk proses kesembuhan pasien DBD ini.

“Semua tidak akan berjalan baik jika upaya promotif dan preventif tidak dilaksanakan. Kita harus menerapkan gerakan bersama mencegah DBD ini melalui gerakan kebersihan lingkungan,” kata Menkes.

Sebelumnya Menteri Kesehatan (Menkes) RI dr. Terawan Agus Putranto mengatakan di Sikka, NTT ada 13 orang meninggal akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).  Kalau ini tidak diatasi dengan baik akan membuat hal yang tidak nyaman. Ini yang justru mematikan, bayangkan hanya dalam hitungan bulan sama hari. Jadi tolong supaya bisa mengecek lebih focus atas arahan bapak presiden karena daerah lain juga masih ada saya akan cek,  katanya di Gedung Kemenkes, pada Senin (9/3). Dan mereka yang meninggal kebanyakan anak-anak, katanya.

Jumlah kasus DBD di Sikka terus meningkat,bahkan Pemerintah Daerah setempat sudah meningkatkan status KLB DBD dari sebelumnya tahap tiga kini sudah memasuki KLB tahap empat sejak Selasa (3/3). Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit jumlah korban yang dirawat sejak 1 Januari hingga 9 Maret 2020 berjumlah 1.195 kasus dan tersebar di beberapa kabupaten/kota di NTT,sementara total kematian akibat DBD se-provinsi NTT sebanyak 31 orang.

Pemda setempat sudah berupaya melakukan fogging,sosialisasi bahaya DBD,membagikan lotion anti nyamuk,dan membagikan bubuk abate. Pemda setempat juga telah membagikan obat anti nyamuk ke setiap sekolah. Dinkes setempat telah membuka posko laboratorium yang bisa digunakan masyarakat untuk mengecek darahnya. Petugas posko disiagakan selama 24 jam.

Menkes Terawan mengimbau masyarakat untuk melakukan 3M atau menguras,menutup,dan mengubur tempat perkembangbiakan jentik nyamuk. Termasuk membersihkan lingkungan dan jangan sampai ada air tergenang,”himbau Menkes Terawan. (SIG/ KMNKS

  • Bagikan