Manila, SBN-
Dislokasi kelompok Abu Sayyah Group (ASG) dan ISIS lokal serta simpatisannya di Philipina akan terus menunjukan eksistensinya sesuai cita-cita teroris generasi ketiga yaitu mendirikan Katibah Nusantara yang berpengaruh langsung terhadap Indonesia dan Malaysia. Diperkirakan pengembangan daerah operasi ke arah selatan.
Perbatasan RI–Malaysia digunakan sebagai jalur pelarian apabila ada gempuran dari pasukan pemerintah Philipina. Hal tersebut disampaikan Menhan RI Ryamizard Ryacudu kepada Menhan Philipina Delfin N Lorenzana di Manila,Philipina, setelah mendengarkan penjelasan dari Komandan Militer di Mindanao Barat serta beberapa informasi dari berbagai sumber, pada Jumat,(10/08/2018).
TKP peristiwa-peristiwa penculikan bergeser ke wilayah Sabah dan sebagian perairan Indonesia,juga penutupan barter perdagangan di Sandakan menyebabkan kesulitan keuangan kelompok ASG/IS di Philipina Selatan. Dikatakan Menhan RI kedepan kedua negara perlu menggelar operasi militer bersama untuk melawan teroris, sesuai dengan kesepakatan dan keputusan politik antar negara. Sementara itu Indonesia dan Malaysia akan melakukan siaga penuh diperbatasan untuk menghadang pelarian kelompok teroris atau radikal dari Philipina Selatan.
Untuk bisa melakukan operasi bersama,lanjut Menhan, diperlukan suatu latihan bersama ketiga negara RI–Malaysia– Philipina guna membiasakan diri dengan keadaan medan daerah operasi dan peningkatan kemampuan interopebilitas.
(Bgstj/Kemhan)