Dorong Percepatan Pengentasan Kemiskinan Jabarsel Melalui Potensi Geopark Ciletuh

  • Bagikan
Dorong Percepatan Pengentasan Kemiskinan Jabarsel Melalui Potensi Geopark Ciletuh

Sukabumi, SBN-

April 2018 lalu, Geopark (taman bumi) Ciletuh-Pelabuhanratu,  Sukabumi  dinobatkan sebagai Geopark Global UNESCO (United Nations Education Social Cultural Organization) dan Pemerintah berharap dapat berkorelasi dengan peningkatan taraf hidup masyarakat di wilayah Jawa Barat (Jabar) Bagian Selatan, khususnya wilayah Sukabumi.

Terkait itu, pemerintah melalui Kemenko Bidang Kemaritiman melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sukabumi, diantaranya Staf Ahli Menko Maritim Bidang Sosiologi-Antropologi, Tukul Rameyo Adi, Penasehat Menko Maritim Bidang Perubahan Iklim dan Pemberdayaan Perempuan, Kartini Sjahrir untuk berdialog dengan pejabat Pemda Kabupaten Sukabumi.

Dorong Percepatan Pengentasan Kemiskinan Jabarsel Melalui Potensi Geopark Ciletuh

“Presiden memerintahkan Menko Maritim Luhut Pandjaitan untuk mengkoordinasikan percepatan pengentasan kemiskinan di wilayah Jabarsel, karena itu kami diutus Menko untuk melihat kebutuhan dan peluang riil di lapangan,” ujar Staf Ahli Menko Maritim Bidang Sosiologi-Antropologi, Tukul Rameyo diawal pertemuan.

Sementara Asisten Daerah Bidang Ekonomi Dan Pembangunan (Ekbang) Kabupaten Sukabumi, Dody Achadiyat Somantri, menyambut baik kunjungan utusan Menko Maritim itu, seraya menunggu program apa yang akan diberikan untuk Jabarsel terutama setelah Ciletuh jadi UGG (Geopark Global Unesco).

Dan Pemkab Sukabumi mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dari potensi wisata Ciletuh sehingga dibutuhkan infrastruktur yang baik khususnya dapat membantu percepatan penyelesaian tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) yang sudah diumumkan pemenang tendernya sejak tahun 1996 lalu.

Sedanhkan Penasehat Menko Maritim Bidang Perubahan Iklim dan Pemberdayaan Perempuan, Kartini Sjahrir mengatakan akan  meneruskan permintaan tersebut kepada Menko Maritim Luhut Pandjaitan.  Namun menurutnya hal tersebut harus diimbangi pembangunan masyarakat melalui peningkatan kapasitas SDM yang ada. Dan hal yang tak kalah krusial untuk disentuh, lanjut Kartini, adalah pemberdayaan perempuan.

Kaum perempuan perlu dilibatkan lantaran kaum perempuan adalah tenaga kerja yang dominan bekerja di sektor pariwisata. Selain itu, masalah kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan adalah salah satu rekomendasi dari Unesco untuk dikembangkan selama 4 tahun oleh pengelola geopark Ciletuh, dalam hal ini adalah pemerintah Kabupaten Bogor.

Selanjutnya rombongan Kemenko Bidang Kemaritiman beserta beberapa dosen Universitas Telkom didampingi oleh Kadispar Kabupaten Sukabumi, Dana Budiman mengunjungi Geyser Cisolok dan Desa Adat Sinar Resmi di Kecamatan Cisolok. Di desa adat Sinar Resmi, rombongan disambut oleh tetua adat Asep Nugraha.

Kepada Tukul Rameyo dan Kartini Sjahrir, Asep yang lebih dikenal dengan panggilan abah ini minta agar selain bangunan bersejarah, budaya adat dijadikan salah satu heritage (warisan) yang harus dijaga oleh pemerintah. Misalnya kami punya budaya bercocok tanam yang sudah dilakukan secara turun temurun selama 10 generasi, sebelumnya kami tidak mengenal konsep organik, namun sejak lama kami telah menanam padi tanpa pupuk atau pestisida, beber Abah. Selain itu, menurutnya masih banyak kearifan lokal di desa adatnya yang bisa dikembangkan lebih jauh untuk menarik wisatawan.

(tjo; foto ist

  • Bagikan