Perwakilan HWDI dan Kotak Menara Temui Wakil Wali Kota Bekasi

  • Bagikan
Perwakilan HWDI dan Kotak Menara Temui Wakil Wali Kota Bekasi

SBN -KOTA BEKASI –

Keluh kesah persoalan fasilitas dan bantuan untuk kaum disabilitas sering menjadi polemik demikian diungkapkan perwakilan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) dan Komunitas Bekasi mendengar dan berbicara (Kotak Menara) saat audiensi dengan Wakil Walikota Bekasi Tri Adhianto di ruang kerjanya (14/6).

Perwakilan HWDI dan Kotak Menara Temui Wakil Wali Kota Bekasi

”Kota Bekasi masih kurang ramah bagi para disabilitas. Selama ini kaum difabel nggak di perhatikan dan ngga pernah diajak ikut musrenbang ,saya pernah ke Puskesmas dan Kantor Kelurahan tapi disana enggak ada lantai miring dan pegangan untuk disabilitas dan itu posisi tangga saya itu kan enggak bisa melangkah tinggi jadi mau naik tangga jadi susah banget,” ujar salah satu perwakilan dari Komunitas HWDI.

Hal lain yang membuat gusar adalah masih minimnya kurangnya perhatian Pemerintah Kota Bekasi Ia pun menyebut bahwa kaum difabel tidak pernah dilibatkan dalam berbagai kegiatan apapun ,ucapnya. Padahal pihaknya juga ingin terlibat dalam pembangunan Kota Bekasi seperti kaya masyarakat yang lainya setidaknya juga ikut dalam pembangunan jalur pedestrian yang ramah disabilitas dan pengembangan UMKM bagi para kaum disabilitas,imbuhnya.

“Kami juga ingin ada pemberdayaan ekonomi bagi kaum disabilitas ,bagaimana kita bisa tetap produktif dengan kekurangan yang dimiliki oleh kaum disabilitas. Di kota Bekasi banyak penyandang disabilitas yang produktif kami sangat berharap ada tempat untuk kegiatan teman-teman disabilitas agar bisa memasarkan produknya, Kami juga berharap pemerintah bisa ikut mengangkat kaum disabilitas agar lebih produktif dan punya masa depan yang sama,serta produknya harus bisa bersaing juga Kami juga siap untuk diadakan pelatihan UMKM,” harapnya.

Hal lain juga disampaikan Lisa perwakilan Komunitas Kotak Menara,pihaknya berharap anak-anak tuna rungu yang ada di komunitasnya bisa bersekolah di sekolah umum, pasalnya ada anak-anak tuna rungu yang juga bisa berkomunikasi secara verbal,jelasnya.

“Kami berharap untuk anak-anak yang bersekolah di sekolah inklusi bisa masuk sekolah umum harapannya, sebab kalau di sekolah umum anak-anak kami bisa punya tambahan kegiatan dan meningkatkan keterampilan,” terang Lisa.

Lisa juga berharap sosok Tri Adhianto mampu memberikan solusi. ”Beliau sosok yang peduli dan mau mendengarkan keluhan masyarakatnya yang tidak membeda bedakan ,saya berharap banyak pada beliau,” tutur Lisa.

Mendengar keluhan itu, Tri Adhianto mengatakan bahwa komitmennya melibatkan difabel sudah menjadi perhatiannya sejak awal. Tri mengatakan selalu memberikan perhatian dan bantuan. ”Terlebih lagi ketika Covid-19 seperti ini,saya sadar betul apa yang mereka rasakan,” ujar Tri.

Ke depannya, Tri berjanji menggandeng difabel dalam pembangunan Kota Bekasi dan pelibatan difabel diwujudkan dalam pembangunan ruang dan fasilitas untuk pengembangan kreativitas.

”Pemerintah harus hadir untuk warganya dan insyallah kedepan saya akan beri ruang di jalur pedestarian, ruang terbuka hijau (RTH), dan space untuk mengembangkan skill mereka. Dan saat ini di Plaza Pemkot sendiri sudah diberikan fasilitas bagi kaum difabel. Dan kedepan gedung pemerintah akan menjadi perhatian termasuk ruang milik publik,” terang Tri.

Dalam kesempatan tersebut Tri juga sempat menghubungi langsung Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi untuk membantu anak-anak disabilitas yang ingin masuk ke sekolah negeri yang ada di Kota Bekasi,tutup Tri. (**Gon

  • Bagikan