Suarabekasinews.com, Jakarta-
Halal Bihalal dan Silaturahmi PAC Pejuang Siliwangi Indonesia Kecamatan Medan Satria di kediaman Tokoh Masyarakat Sardi Effendi S.PD , MM. Minggu, 31/05/2020. Silaturahmi dan Halal Bihalal yang dihadiri Ketua Organisasi DPC Pejuang Siliwangi H. Sayuti, SE. Tokoh Pencak Silat DPC Pejuang Siliwangi Indonesia Abah Babay, Ketua PAC Rawa Lumbu Asep Mahri, Adam, Saidi dan Ketua PAC Pejuang Siliwangi Bekasi Barat Imam para tokoh Pejuang Siliwangi dan Anggota Siliwangi Indonesia Kita Bekasi. Dan halal bihalal berlangsung sederhana namun bermakna tanpa bersentuhan tangan dengan memperhatikan jaga jarak.
Ketua PAC Pejuang Siliwangi Indonesia H. Paryadi, SE, dalam sambutannya menegaskan dalam silaturahmi dan halal bi halal ini semua dalam keadaan sehat, dan semoga suasana yang demikian akrabnya diantara kita, dapat kita kembangkan lagi, terutama sesudah kita bersama melaksanakan ibadah puasa bulan suci Ramadhan.
Halal bi halal bagi kita bangsa Indonesia adalah merupakan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang kita, yang digali dari bumi pertiwi tercinta ini. Meskipun acara semacam ini termasuk tradisi, tetapi yang jelas manfaat dan maslahatnya besar sekali, maka hal itu tidak dilarang oleh agama. Salah satu hikmah yang dapat kita petik lewat halal bi halal ini ialah terciptanya ukhuwwah, tergalangnya persaudaraan yang lebih akrab diantara sesama kita.
Selanjutnya bahwa rasa sakit hati yang pernah timbul umpamanya, akan musnah kalau kita saling mengikhlaskan dan melupakan perbuatan yang lalu. Akan lebih baik lagi, apabila disertai dengan acara saling berjabat tangan. Rasulullah saw. bersabda “ Berjabatlah tangan kamu sekalian, sesungguhnya berjabat tangan itu dapat menghilangkan dendam dalam hati” ( H.R. Al Bajhaqi ).
Sebagai seorang yang beragama, sudah barang tentu tidak hanya mementingkan untuk senantiasa berbuat baik dengan manusia ataupun makhluk di sekitarnya saja. Akan tetapi disamping itu, dia wajib pula mengabdi, menghambakan diri kepada Allah SWT. Jelasnya kewajiban manusia mengabdi kepada Allah, sama dengan wajibnya manusia berbuat baik kepada sesama makhluk hidup.
Hal itu seperti firman Allah SWT. Dalam surat Ali imran, ayat 112, yang artinnya :
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada agama Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia…”(Ali imran: 112).
Oleh karenanya, sekiranya manusia sudah mampu menjalin hubungan baik kepada Allah dalam garis vertical, dalam arti kata segala dosa sudah kita selesaikan lewat amal shalih dan dilanjutkan menjalin hubungan yang harmonis terhadap sesama manusia dalam garis horizontal, antara lain lewat halal bi halal semacam yang kita adakan ini, insya Allah kita termasuk orang yang idul fitri, Kembali tidak mempunyai dosa seperti sewaktu kita lahir dari kandungan ibu kita masing-masing.
Demikianlah, Ramadhan bulan membakar semua dosa, syawal bulan peningkatan amal dan Idul Fitri kembali fitrah, sudah kami singgung serba sedikit. Dengan satu imbauan dan harapan mudah-mudahan kita mampu mengisi dan memanfaatkan sisa hidup kita ini dengan sebaik-baiknya.
Pada akhiri halal bi halal ini, dirinya menyampaikan ucapan : SELAMAT IDUL FITRI 1441 H”, mohon maaf lahir dan batin Semoga semua amal baik kita pahalanya dilipatgandakan. Oleh Allah dan segala khilaf dan dosa mendapat magfirah dari Allah SWT. Amin Allahumma amin.
Selanjutnya, Dewan Sesepuh Pejuang Siliwangi Indonesia PAC Kecamatan Medan Satria Sardi Efendi, S.PD., MM dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya bahwa kita semua bisa berkumpul bersilaturahmi dengan Anggota Pejuang Siliwangi PAC Medan Satria dan Anggota Pejuang Siliwangi Kota Bekasi dalam situasi Covid-19. walaupun Covid-19 sudah Landai tapi kita masih mengikuti protokol kesehatan pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dengan sabun dan jauhkan dari kerumunan untuk menghindari penularan dari Covid-19. Seperti diketahui Satria Sardi Effendi mendapat amanah sebagai Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi yang mengurus (Pendidikan, Kesehatan dan Sosial).
“Keberpihakan kita kepada masyarakat harus diutamakan,” tegasnya.
Selanjutnya, Sardi Effendi juga menyampaikan kepada Anggota Pejuang Siliwangi Indonesia, program pemerintah daerah dalam hal Pendidikan, Kesehatan dan Sosial. Salah satunya adalah jaminan kesehatan daerah.
Meski bertugas di Komisi IV yang mengurus masalah Pendidikan, Kesehatan dan Sosial, Sardi meminta agar program lainnya seperti infrastruktur juga disuarakan dan disampaikan kepadanya, tegas Sardi Efendi.
Ditempat yang sama Ketua organisasi DPC Pejuang Siliwangi Indonesia Kota Bekasi H. Sayuti, SE dalam sambutannya menyampaikan sejarah berdirinya Pejuang Siliwangi Indonesia dari tahun 1922 sampai sekarang, dahulu bernama Pentjak Silat/ Partisan Siliwangi/Pejuang Siliwangi adalah salah satu organisasi paling tua/lama, dan mempunyai anggota terbanyak di Indonesia, ormas ini bukan ormas politik, bukan juga ormas keagamaan, ormas ini bergerak diawali dengan pendidikan budi pekerti/moral kepada anggotanya tanpa melihat suku, agama, ataupun apa statusnya di jaman kolonial, lalu pada pecah perang revolusi menjadi pasukan garis depan sebagai penghancur sekutu/Nica, setelah kemerdekaan mengisi dengan pembangungan di segala bidang, salah satunya pelopor transmigrasi ke lampung tahun 1950, sekarang di Lampung Barat hampir 70% penduduknya adalah warga PS.
PS Partisan Siliwangi didirikan oleh Ama Raden Puradiredja yang mempunyai ayah bernama Raden Adimiarsa dan Ibu Nyi Mas Yati, beliau dilahirkan dan wafat di rumah yang sama di Blok Gudang Garam, Sagalaherang. Sang ayah adalah keturunan langsung dari Dalem Aria Wangsa Goparana, Aria adalah gelar seorang Tumenggung, Adipati, Wangsa artinya keturunan, Goparana artinya Panglima Perang atau ahli stategi perang, faktanya betul keturunan Dalem Aria Wangsa Goparana banyak menjadi Panglima Perang atau ahli strategi perang, di antaranya adalah Dalem Aria Wiratanudatar, Rd Puradiredja, beliau adalah seorang buyut dari Ama Rd Puradiredja yang pernah menjabat Demang di Pagaden, Rd Puradiredja seorang yang terkenal dengan kedigjayaannya sebagai panglima perang dan pernah terlibat dalam perang Makau di Purwakarta sekitar tahun 1832, dan Ama Rd Puradiredja juga seorang yang ahli perang yang mengatur strategi para pemimpin TNI dalam medan peperangan diantarnya Mayjen Didi Kartasasmita, Brigjen Sadikin pangdam Siliwangi ke IV, Brigjen R Darsono pangdam Mulawarman, dan lain lain.
Sedangkan Dalem Aria Wangsa Goparana sendiri adalah keturunan dari Prabu Mundingsari Ageung, dan Prabu Mundingsari Ageung adalah anak dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi seorang raja besar dari tatar sunda, Dalem Aria Wangsa Goparan bersama keturunannya menyebarkan agama islam di wilayah Subang, Purwakarta, Karawang, Cianjur, Sukabumi, sampai Bogor, salah satu anaknya bernama Dalem Aria Wiratanudatar yang menjadi pendiri cianjur dan menyebarkan agama islam di wilayah Cianjur, Sukabumi, Bogor, Bekasi sampai perbatasan Batavia (Jakarta), “pungkas H. Sayuti SE”.
(Yadi.