The Art of Batik (Artik) menjadi oase inspirasi dan imajinasi Cinthia Yulianti, yang merasa dilahirkan untuk menjadi Fashion Designer. Khususnya dalam mengeksplorasi beragam kain nusantara Indonesia yang sangat kaya corak serta kekhasan warnanya. Lewat Jakarta Fashion Week 2012, “Batik Bali”, Cinthia mengawali debutnya sebagai seorang perancang.
Karya-karya fashion design yang dibuatnya, lahir dari kata hatinya, dan hal tersebut menjadi kekuatannya untuk bereksperimen mewujudkan imajinasinya menjadi nyata. Seperti yang dilakukannya dalam merancang baju untuk penyanyi Raisa saat manggung untuk ulang tahun sebuah stasiun televisi swasta, maupun untuk para pejabat tinggi di sebuah perusahaan minyak terbesar di Indonesia.
Bahkan karya fashion eksperimennya yang menjadi ‘master piece’ telah ditorehkannya saat Esmod Fashion Festival (2013) dengan menampilkan empat rancangan fashion yang diolahnya dari bahan-bahan bekas “Ampas Kopi”. Sebuah ide kreatif yang patut dihargai tinggi karena seorang fashion designer muda mampu me-recycle Ampas Kopi menjadi sebuah karya fashion yang cantik dan anggun.
Sempat mengenyam di sebuah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi baik eksplorasi maupun eksploitasi, toh Cynthia Yulianti justeru memilih passion-nya sebagai Fashion Designer, yang terus menghadapi tantangan berkreasi, door to door, demi meraih kesempurnaan yang ingin dicapainya.
Lewat Ki Artik-lah, Cynthia mengandalkan services, cutting dan materi bahan yang sesuai dengan permintaan para customs. Dan batik menjadi pilihan utamanya untuk memadu-padankan setiap rancangan yang dibuatnya. Selain Tenun Sengkang Wajo, Tenun Rangrang Bali, Jumputan Palembang, Songket Palembang, Tenun NTT, dan sebagainya serta tentunya bahan-bahan nusantara lainnya yang sangat kaya warna dan corak itu.
Ki Artik menjelma sebagai oase bagi para fashion customs dan fashion ready to wear serta formal uniform dari seluruh Indonesia, full 24 jam. Ki Artik menjadi sebuah tempat eksklusif yang melahirkan banyak mahakarya bertemakan etnik nusantara modern yang memberikan kenyamanan berbusana selayaknya seorang bangsawan sehingga membuat kualitas hidup Anda menjadi lebih baik.
Dengan membandrol Rp 400 ribu – Rp 1 juta dari setiap rancangannya, Cinthia Yulianti (30) melalui debut Ki Artik -nya terus memancangkan tekadnya untuk bisa “Go International”. Bahkan dirinya berharap suatu ketika karya rancangannya dapat menembus New York Fashion Week.
Dara penuh talenta yang memiliki darah Makassar, Banyuwangi, dan Palembang ini, sungguh sangat merindukan tantangan yang lebih besar untuk mewujudkan kerja kerasnya itu. Semoga dengan kesempatan yang terbuka untuk lebih mengeksplore dan mengeksploitasi tenun nusantara dari sebuah BUMN dapat membuka jalannya untuk “Go International”.
(tjo; foto mull