Kementan: Sapi Wagyu BIB Lembang Dukung Ketersediaan Daging Premium di Indonesia

  • Bagikan
Kementan: Sapi Wagyu BIB Lembang Dukung Ketersediaan Daging Premium di Indonesia

suarabekasinews.com, Jakarta-

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya menjaga ketersediaan daging kualitas premium di Indonesia. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Ditjen PKH menyediakan pejantan Wagyu untuk mendukung ketersediaan daging premium.

Penyediaan pejantan Wagyu di BIB Lembang ini juga dalam rangka memenuhi permintaan konsumen akan ketersediaan semen beku Sapi Wagyu. BIB Lembang bekerjasama dengan BET Cipelang menyediakan pejantan Wagyu hasil Embrio Transfer (ET) dengan embrio impor dari Australia.

“Saat ini di BIB Lembang terdapat 1 ekor pejantan Wagyu yang sudah produksi semen beku dan 1 ekor calon pejantan,” ujar Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH, Kementan, Sugiono.

Sugiono menjelaskan, pejantan Wagyu di BIB Lembang ini lahir pada tanggal 7 Juni 2017 dan diberi nama Wagekamichi. Tetuanya bernama WSI Okukanemichi dengan EBV 400day bernilai positif (+2). Ia mengungkapkan, stock semen beku Wagekamichi sampai akhir Mei 2020 tersedia sebanyak 7.081 dosis.

Sedangkan calon pejantan sapi Wagyu di BIB Lembang lahir pada tanggal 15 Oktober 2018 dan diberi nama Black Long Ford. Tetuanya bernama Longford F E0241 dengan nilai EBV 400 day bernilai +25.

“Namun karena umur Black Long Ford belum mancapai 2 tahun jadi belum menghasilkan semen beku. Bobot badannya sekarang mencapai 395 kg,” imbuh Sugiono.

Dari karakteristik, Sapi Wagyu memiliki beberapa kelebihan. Sapi Wagyu dikenal merupakan sapi yang tenang dan tidak tempramental. Sapi wagyu juga merupakan sapi yang mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi iklim yang berbeda.

Berat lahir rendah dengan kisararan 30-40 kg juga membuat Sapi Wagyu ini mudah dalam proses melahirkan. Sapi wagyu dikenal sangat subur, sapi betina bisa mencapai dewasa sebelum usia dua belas bulan. Sapi jantan dapat melayani betina 50 persen lebih banyak daripada kebanyakan breed lainnya.

“Sapi wagyu juga memiliki kemampuan untuk mengkonversi pakan gandum atau hijauan menjadi daging sapi yang unggul. Jadi banyak kelebihan yang dimiliki sapi wagyu ini memang,” jelas Sugiono.

Sementara itu, Dirjen PKH, I Ketut Diarmita mengatakan pendistribusian semen beku masih perlu menunggu regulasi secara detail. Pasalnya, saat ini masih dalam tahap proses evaluasi dan pengembangan.

Ia berharap ke depannya dengan tersedianya semen beku Wagyu ini dapat dikembangkan pola pembibitan sapi Wagyu secara purebred maupun crossbreed dengan negara lain. Harapannya untuk memenuhi penyediaan daging kualitas premium dengan harga yang terjangkau di pasar Indonesia.

“Jadi tetap berkesinambungan dalam upaya menjaga ketersediaan daging kualitas premium ini tidak terputus,” ucap Ketut.

Sekadar informasi, nama Wagyu sendiri berasal dari Jepang dengan kata “Wa” berarti Negara Jepang sementara kata “Gyu” dapat diartikan sebagai sapi. Maka, Wagyu bisa diartikan sebagai daging sapi yang berasal dari Jepang.

Sapi Wagyu yang dibudidayakan di Jepang ini adalah jenis sapi dengan perawatan sangat baik dan diternakkan secara tradisional. Sapi Wagyu ini dipengaruhi oleh ras Inggris dan Kontinental seperti Brown Swiss, Shorthorn, Devon, Simmental, Ayrshire, Korea, Holstein dan Angus selama beberapa generasi hampir 100 tahun yang lalu.

Salah satu ciri dari daging sapi Wagyu ialah mempunyai pola marbling halus yang melimpah pada dagingnya dan didistribusikan secara merata ke seluruh otot. Daging Wagyu memiliki kandungan asam lemak shomifuri yang kaya akan Omega-3 yang mengandung kolestrol baik dan bagus untuk jantung.

Selain itu, daging Wagyu juga mengandung sekitar 30 persen. lemak tak jenuh yang lebih tinggi dari daging sapi biasa. Tingginya konsentrasi lemak tak jenuh inilah yang membuat daging Wagyu sangat berbeda dari daging sapi lainnya berupa kualitas dan rasanya yang halus, lembut serta berair dengan titik leleh rendah ketika dimasak untuk rasa manis dan empuk yang unik

(Ir Sugiono, MP, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH, Kementan RI

  • Bagikan