Jakarta, SBN –
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto melaporkan dalam Kaleidoskop 2018 dan Peluncuran Program 2019, Kamis 13 Desember 2018 di GNI, bahwa sepanjang tahun 2018 GNI telah melaksanakan 32 pameran, enam kegiatan bimbingan edukasi, enam kegiatan publikasi dan kemitraan.
Dari 32 pameran, lanjutnya, satu merupakan pameran tetap, 27 pameran temporer diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia, dan empat pameran temporer di luar Galeri Nasional Indonesia yaitu di Bandung, Surakarta, Palangka Raya, dan Aceh, papar Pustanto di hadapan para jurnalis, perwakilan lembaga/ institusi pemerintah, serta galeri dan komunitas seni rupa.
Dengan demikian, seluruh pameran tersebut menampilkan 1.637 karya dari 801 seniman Indonesia dan mancanegara seperti Prancis, Jepang, Korea, Afghanistan, Inggris, Filipina, dan lainnya. Medium karya bervariasi, mulai dari lukisan, patung, instalasi, komik, fotografi, keramik, grafis, fotografi, mural, sketsa, drawing, batik, relief, video art, new media (berbasis teknologi digital), hingga arsip seni rupa.
Sementara untuk enam kegiatan bimbingan edukasi, tiga di antaranya dilaksanakan di GNI, tiga lainnya di luar GNI yaitu di Jepara, Palembang, dan Semarang. Kegiatan ini dalam bentuk workshop melukis dan sketsa, lomba lukis dan drawing, serta workshop yang mencetak para apresiator seni terhebat.
Sedangkan kegiatan terkait publikasi dan kemitraan terkait seni rupa, mencakup sosialisasi, seminar, kajian sejarah, serta penerbitan bahan-bahan publikasi baik cetak maupun digital. Dimana satu dari enam kegiatan tersebut berlangsung di GNI. Sedangkan lima lainnya dilaksanakan di luar GNI yaitu Jepara, Padangpanjang, Surabaya, Sorong, Bandung, Surabaya, Sukabumi, dan Jakarta.
Disamping aktivitas lain yang telah dilaksanakan GNI pada tahun 2018 adalah perawatan koleksi (konservasi) baik restorasi maupun akuisisi karya. Pada tahun ini, GNI melakukan restorasi 12 karya. Sedangkan akuisisi koleksi seni rupa sebanyak 20 karya dari delapan seniman Indonesia untuk dijadikan sebagai koleksi GNI (koleksi negara). 18 di antaranya dilakukan melalui pembelian, sedangkan dua lainnya melalui hibah langsung oleh senimannya. Karya-karya akuisisi tersebut adalah karya Dyan Anggraini, Erna Garnasih Pirous, Ni Gusti Ayu Kadek Murniasih, Noor Sudiyati, Sri Astari Rasjid, Wara Anindyah, Yanuar Ernawati, dan Rita Widagdo.
Berbagai program GNI mendapatkan apresiasi yang baik dari masyarakat Indonesia maupun dari mancanegara. Publik yang mengunjungi GNI per 1 Desember 2018 tercatat sebanyak 274.523 orang (tidak termasuk kegiatan yang diselenggarakan GNI di luar kota dan luar negeri). Jumlah tersebut merupakan pengunjung Pameran Tetap, Pameran Temporer, peserta Program Bimbingan dan Edukasi, masyarakat yang terlibat dalam kegiatan Kemitraan, serta peserta kunjungan kolektif.
Sehingga jika dibandingkan dengan jumlah publik yang mengunjungi GNI per 1 Desember 2017 yaitu 254.403 orang, maka jumlah publik yang mengunjungi GNI pada 2018 mengalami kenaikan sebesar 7,9 %.
Selain untuk kegiatan GNI tahun 2018 yang diselenggarakan di luar GNI, publik yang mengapresiasi dan terlibat mencapai 4.910 orang. Kegiatan tersebut berupa Pameran Temporer, Program Bimbingan dan Edukasi, Program Kemitraan, dan Program Publikasi.
Dibandingkan tahun lalu, kegiatan serupa yang diselenggarakan GNI di luar kota dapat menarik pengunjung/peserta dengan jumlah total 2.604 orang. Hal tersebut menunjukkan kegiatan GNI yang diselenggarakan di luar GNI pada tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 88,5 %. Jumlah tersebut dipengaruhi oleh jenis program dan juga kota tempat dilaksanakannya kegiatan, mengingat massa dalam kantong-kantong budaya di setiap kota berbeda.
Seluruh kegiatan GNI pada 2018 telah dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak. Di antaranya galeri/ studio/ komunitas seni rupa, lembaga/ institusi seni, Kedutaan Besar negara sahabat di Indonesia, pusat kebudayaan asing di Jakarta, universitas/ lembaga pendidikan seni, dan lembaga lainnya yang memiliki perhatian di bidang seni rupa, tambah Pustanto lagi.
Dan capaian GNI pada 2018 ini menjadi motivasi menuju lembaga GNI yang lebih baik pada tahun selanjutnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, GNI telah menyusun sederet program terencana untuk 2019 mendatang. Salah satunya pengembangan GNI terkait dengan pembangunan fisik atau pengembangan infrastuktur, pengembangan organisasi tata kerja, serta pembinaan sumber daya manusia melalui pelatihan pegawai, tegas Pustanto.
Oleh karenanya, terkait pameran tetap, akan dilakukan peningkatan tata pameran dengan memperbarui konsep penataan karya berdasarkan kategori sejarah, serta tematik dan internasional. Sedangkan terkait pameran temporer akan disajikan empat pameran temporer yang menjadi program utama dan sepuluh pameran temporer sebagai program kerja sama/ dukungan.
Empat program utama pameran temporer adalah Pameran Seni Rupa Nusantara, Festival Seni Rupa Anak Indonesia, Festival Sketsa, dan Pameran Seni Rupa Koleksi Nasional. Sedangkan program kerja sama/ dukungan pameran temporer beberapa di antaranya adalah Pameran Tunggal Baron Basuning “NOOR”, Pameran Tunggal Sasya Tranggono “30 Tahun Berkarya: Cinta untuk Indonesia”, Pameran Indonesian Women Artists “Into The Future”, Pameran “POST-IRONY” Karya Pramuhendra, Pameran Tunggal Nus Salomo “Wing Things”, Pameran Karya Bibiana Lee dan Indah Arsyad “id: Sengkarut Identitas”, Pameran Tunggal Priyaris Munandar “Napak Tilas Peradaban”, Pameran “Five Passages to the Future” (Lima Lajur Melaju), Pameran “20 tahun andramatin”, Pameran Tunggal Ugo Untoro “Posisi”.
Selain pameran, pada 2019 GNI juga akan melaksanakan program bimbingan edukasi terkait seni rupa. Bentuk program tersebut meliputi diskusi, lokakarya, tur galeri, tur kuratorial, dan press tour (khusus untuk awak media massa). Selain itu juga akan ada workshop KamiSketsa GalNas sepanjang tahun 2019 (Januari – Desember).
Terkait karya, GNI akan melakukan kajian seni rupa dan akuisisi karya pada 2019. Sebagai keterbukaan informasi dan pertanggungjawaban kepada publik, GNI juga akan melanjutkan kegiatan publikasi dilakukan untuk memberikan informasi sekaligus edukasi kepada publik, baik tentang kelembagaan GNI maupun tentang seni rupa.
Pustanto berharap, ke depan GNI terus berupaya untuk menjadi pusat informasi dan dokumentasi seni rupa. GNI juga terus berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi publik, dengan menyelenggarakan berbagai program terkait seni rupa.
(tjo; foto dok GNI