Jakarta,-
Bernama lengkap Ismet Pasha Ma’aroef (lahir di Banda Olo, Padang, Sumatera Barat, 11 November1938; umur 79 tahun), Ipe Ma’aroef adalah seorang perupaIndonesia angkatan 60-an, karena keseriusannya dalam melukis baru dimulai pada tahun 1960. Pada awal kariernya Ipe lebih banyak membuat karya-karya sketsa dengan memakai alat alat gambar sederhana yang terdiri dari pena dan tinta.
Ipe menamatkan sekolah menengahnya (SMP) pada tahun 1956. Ia kemudian belajar melukis secara otodidak, selanjutnya bergabung dengan Seniman Indonesia Muda (SIM) yang memberikan kursus melukis di bawah pimpinan Sudjojono. Setelah itu atas anjuran Affandi ia belajar di ASRI Yogyakarta. Karena kesulitan biaya untuk belajar, Ipe lalu bertualang ke Bali dan mencoba hidup mandiri sambil memperdalam seni lukis dengan banyak berpraktik. Sambil bekerja sebagai disainer keramik, Ipe juga sempat kuliah di Jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ipe dikenal sebagai pembuat sketsa yang cekatan karena kemahirannya dalam menangkap bentuk dan suasana yang ia dapatkan karena kebiasaannya membuat sketsa di mana saja ia berada, entah itu di pasar, di jalan, di atas kereta dan di berbagai kesempatan lainnya yang ia dapatkan. Karya-karya Ipe ini sekarang dianggap sangat berharga sebagai bahan dokumentasi sejarah.
Ipe telah mengadakan berbagai pameran lukisan, diantaranya bersama karya-karya Soemartono di Balai Budaya Jakarta pada 28 Mei sampai 2 Juni 1980, pameran tunggal di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta (2006), serta pameran bersama di TIM Jakarta dan di Surabaya.
Ia juga pernah berkarier sebagai ilustrator freelance di beberapa majalah, seperti Kawanku, Femina, Gadis, serta Pustaka Jaya. Kemudian ia menjadi ilustrator majalah Si Kuncung pada tahun 1961, sebelum pindah ke biro iklan Intervista sebagai disainer yang tidak lama digelutinya. Ia lalu berlabuh di Taman Ismail Marzuki (TIM) dan berkarya sebagai pembuat poster.
Ipe kini dapat ditemui di KamiSketsa Galeri Nasional Gambur, Jakarta. KamiSketsa merupakan salah satu program yang melibatkan secara langsung para pengunjung Galeri Nasional Indonesia (GNI) dalam berproses kreatif atau menciptakan karya seni, khususnya sketsa. Program ini menjadi salah satu fase lanjutan setelah pengunjung mengenal GNI, datang dan mengapresiasi karya seni di GNI, maka fase berikutnya adalah terlibat langsung dalam proses kreatif menciptakan suatu karya seni. Program KamiSketsa GalNas dimulai pada 12 Oktober 2017 bertepatan dengan Hari Nasional Museum Indonesia. Dikemas dalam bentuk workshop, program ini dilaksanakan setiap hari Kamis mulai pukul 09.00–15.00 WIB di GNI, dan tidak dipungut biaya.
(gha; fototj