Suarabekasinews.com,Kupang,
Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat (Biokesmas) NTT hasil riset Forum Academia NTT (FAN),pada Jumat (16/10) pagi diresmikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) RI,Terawan Agus Putranto. Acara peresmian laboratorium hasil kolaborasi FAN,Undana Kupang dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT yang ditempatkan di Klinik Pratama Undana Naikoten I Kupang ini berlangsung secara virtual.
Hadir pada kesempatan itu Gubernur NTT,Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), Wakil Gubernur NTT,Josef A. Nae Soi, Rektor Undana,Prof. Fredrik Benu, dan sejumlah pejabat pemerintah terkait.
Menteri Kesehatan (Menkes) RI,dr. Terawan Agus Putranto dalam sambutan sambutannya menyampaikan peresmian laboratorium hasil riset FAN,menilai bahwa kehadiran Laboratorium Biokesmas NTT merupakan bukti kerja cerdas dan kerja masyarakat NTT untuk memajukan pembangunan daerah NTT di tengah masa pandemi Covid 19 saat ini. Menkes juga memberi apresiasi kepada anak-anak NTT yang tergabung dalam Forum Academia NTT atas prestasi riset menghadirkan Laboratorium Biokesmas ini. “Saya minta kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat NTT di tengah pandemi Covid-19 saat ini perlu ditingkatkan. Bangun koordinasi yang baik dengan semua sektor untuk memerangi dan menekan penyebaran virus korona di wilayah NTT,”tegas Menkes RI,dr. Terawan Agus Putranto.
Selain koordinasi dengan semua sektor, Menkes Terawan juga meminta Pemprov NTT melakukan pemetaan pandemi Covid-19 dan menjaga kedisiplinan dalam memerangi Covid-19 ke depan. “Saya percaya kerja cerdas dan kerjakan yang ada selama ini akan mampu menekan penyebaran virus korona di NTT,”kata Menkes RI.
Sementara itu Ketua Tim Laboratorium Biokesmas NTT,Fima Inabuy menjelaskan,hasil riset FAN yang diresmikan tadi pagi selama beberapa hari ke depan akan berperan membantu RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang untuk mengurai sampel rapid test maupun swab yang saat ini jumlahnya mencapai kurang lebih 3000 sampel. Ribuan sampel swab ini, kata Fima umumnya berasal dari pelaku perjalanan. “Jadi selama beberapa waktu ke depan kami akan lebih memperioritaskan hasil kontak freezing. Karena pool test-nya hanya efektif jika jumlah positifnya tidak terlalu tinggi dibawah 10 persen. Kami lakukan screening kepada orang-orang yang kemungkinan berisiko lebih rendah,”jelas Fima.
Mengenai fasilitas,Fima mengakui bahwa fasilitas laboratorium ini standar dari Dinas Kesehatan dan Balai POM. “Kami punya fasilitas standar yaitu satu unit mesin qPCR yang mampu menganalisis 96 sampel dan satu mesin PCR dari Balai POM berkapasitas tiga puluhan sumur sebagai alat utama. Sedangkan alat utama yang kami punya saat ini dalam proses optimasi,”jelas Fina Inabuy.
Peresmian Laboratorium Biokesmas NTT untuk kepentingan mendukung pemeriksaan sampel swab untuk memastikan seseorang terpapar virus korona atau tidak ternyata membawa angin segar bagi warga NTT. Bagaimana tidak,saat peresmian laboratorium Biokesmas itu,Gubernur NTT,Viktor Bungtilu Laiskodat dengan tegas menyatakan bahwa Pemprov NTT akan membebaskan biaya tes swab maupun rapid test.
Biaya rapid test yang selama ini menjadi momok bagi publik karena nilainya yang fantastis di kalangan masyarakat NTT bisa ditekan dengan hadirnya Laboratorium Biokesmas ini.
“Suratnya saya sudah tanda tangan. Jadi mulai sekarang masyarakat NTT tidak perlu ragu-ragu untuk jalan keluar daerah lagi. Biaya rapid dan swab Pemerintah Provinsi NTT sudah bebaskan. Silakan kalau masyarakat rapid silahkan tidak bayar-bayar lagi,” ungkap Gubernur VBL.
Keputusan membebaskan biaya rapid test bagi warga NTT kata Gubernur Laiskodat berdampak pada anggaran untuk membiayai kegiatan rapid test. Apalagi di tengah masa pandemi saat ini. “Tidak perlu pikir bayar dari PAD, dana kita bisa cari asal masyarakat NTT sehat. Itu lebih penting,”tegas VBL. (Git/HumPemrov NTT)