Jakarta, SBN- Hotel Borobudur, penuh. Hotel Sari Pacific, penuh. Hotel Arya Duta, semua kamar habis. Jaringan hotel Four Seasons, fully booked. Dan banyak hotel lain yang terpaksa menolak permintaan booking dari orang-orang yang ingin menghadiri Reuni 212, besok (2/12/2018). Luar biasa, sejumlah hotel yang kehabisan kamar sejak H-7. Mereka yang mencari kamar itu adalah orang yang ingin ikut 212.
Seperti diketahui, setiap akhir pekan selama ini, hotel-hotel di Jakarta selalu rendah tingkat huniannya. Tidak pernah fully booked seperti akhir pekan sekarang ini. Yang biasanya tinggi tingkat okupansinya di ujung pekan adalah hotel-hotel di Bandung, Bali, Yogyakarta, dan resor-resor tepi pantai di selat Sunda.
Tapi kali ini, kamar hotel habis di Jakarta sejak kemarin, seratus persen terkait dengan Reuni 212. Beginilah semangat rakyat. Banyak saudara-saudara kita yang bukan muslim juga berdatangan ke Jakarta. Mereka, muslim dan bukan muslim, tidak hanya datang dari daerah-daerah di Indonesia. Melainkan datang dari luar negeri juga. Ada yang terbang dari Sydney dan Melbourne (Australia), dari Kanada, Italia, dan sebagainya.
Seperti tahun lalu, kali ini pun banyak orang berduit yang berinfaq untuk meringankan para peserta reuni. Misalnya, boleh dikatakan semua restoran yang ada di sekitar kawasan Monas sudah “dibeli” oleh para dermawan. Para pemilik restoran diminta agar menyediakan makanan gratis untuk para peserta. Untuk makan dan minum peserta, reuni kali ini pun menyediakan belasan posko. Di sekeliling Monas. Rasa-rasanya semua orang ingin memudahkan masyarakat yang datang. Terutama yang datang dari jauh.
Suasana Reuni 212 kali ini tetap diwarnai oleh militansi dan ketulusan. Militansi dan ketulusan warga yang datang dari segala penjuru, disambut oleh militansi dan ketulusan para dermawan. Militansi dan ketulusan untuk berkorban demi penyelamatan dan perbaikan Indonesia. Demi masa depan anak-cucu NKRI.
Bung Karno mengajak Umat Islam untuk berjuang lewat Parlemen (DPR RI) bahkan sampai 90% Anggota Parlemen didominasi oleh Anggota DPR RI (Parlemen) yg membawa aspirasi umat Islam untuk memastikan bahwa semua Undang-Undang yg keluar dari Parlemen (DPR RI) tidak bertentangan dengan hukum Islam”. *Demikian pesan Bung Karno dalam Pidato Kelahiran Panca Sila, 1 Juni 1945*
(Ist/ist