Jakarta, SBN –
Oesman Sapta Odang (OSO) saat acara buka bersama Presiden dan DPD RI di kediamannya di Kuningan, Jakarta Selatan (15/05), mengiyaratkan lantaran Wiranto digadang gadang sebagai Menko Polhukam, maka Partai Hanura gagal memenuhi ambang batas parliementary threshold (PT).
DPP Hanura Bambu Apus dengan Ketua Umum, Marsekal Madya (Purn) Daryatmo pun bereaksi dan menyesalkan pernyataan OSO tersebut. Pernyataan tersebut bukan hanya menodai puasa Ramadan karena disampaikan di depan Presiden, jelas Daryatmo saat konfrensi pers di Kantor DPP Hanura Bambu Apus, Minggu (19/05).
Kiranya tidaklah berlebihan jika kami sebagai kader dan simpatisan Partai Hanura menuntut Oesman Sapta Odang untuk bertanggung jawab dengan keterpurukan Partai Hanura pada Pemilu 2019, dan secara kesatriaan harus mundur dari Kepemimpinan Partai Hanura, tegasnya.
Sebagai catatan, Oesman Sapta Odang (OSO) atas restu Wiranto, menggantikannya sebagai Ketua Umum Hanura. Wiranto pun diangkat oleh Presiden menjadi Menkopolhukam. Seiring berjalannya waktu, Partai Hanura di bawah kepimpinan OSO bukan semakin solid, tetapi terjadi perpecahan akibat model kepemimpinan yang mengabaikan mekanisme dan aturan partai dalam mengambil keputusan. Akibatnya, mayoritas kader militan Partai Hanura melakukan perlawanan dengan menyelenggarakan Munaslub II yang memberhentikan OSO sebagai Ketua Umum partai Hanura.
“Oleh karena itu tidak heran partai kami gagal memenuhi ambang batas PT. Namun anehnya justru OSO menyalahkan Wiranto sebagai penyebabnya. Tanggung jawab Partai Hanura itu ada di tangan OSO bukan ditangan Wiranto sebagai Ketua Dewan Pembina. Jadi tidaklah berlebihan apabila kita menduga OSO mau lari dari tanggung jawab dan ini membuktikan keyakinan mayoritas kader bahwa partai Hanura dibawah kepemimpinan OSO tidak banyak yang bisa diharapkan,”pungkasnya.
(Git