Sebagai informasi luas areal sawah keseluruhan di wilayah Desa Pinang Banjar seluas 600 ha, dan yang siap dipanen pada bulan Desember ini seluas 100 ha. Jenis varietas padi yang dikembangkan oleh petani setempat meliputi Ciliwung dan Ciherang.
Salah satu daerah pasang surut yang menjadi lokasi panen, Kecamatan Sungai Lilin yang memiliki lahan sawah seluas 1200 ha. Dan menurut Ketua Gapoktan Prima Asih,Turino, indeks pertanaman padi di Desa Pinang Banjar sudah mencapai IP200. Produktivitas padi di wilayah ini masih belum terlalu tinggi dikarenakan petani belum melakukan pemupukan yang ideal.
Permasalahan lain yang dihadapai yaitu kondisi lahan sawah yang ketika air pasang hampir seluruhnya terendam air. Harapannya ada bantuan dari pihak pemerintah untuk membangun tanggul penahan banjir sepanjang 4-5 km untuk menahan luapan air pasang dari sungai.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten Musi Banyuasin,Ir. Erizal Chaniago,MM mengungkapkan,Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas lahan sawah mencapai 45.000 ha dan menjadi salah satu penyokong ketersediaan beras di provinsi Sumatera Selatan.
Bantuan untuk petani di Musi Banyuasin berupa alsintan,benih padi unggul,pupuk bersubsidi dan lainnya telah disalurkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing Gapoktan. Panen padi di wilayah Musi Banyuasin mulai berlangsung pada bulan Desember 2017 hingga akhir bulan Januari 2018.
Sementara itu Prof.Dr.Risfaheri, menyatakan,dukungan Kementerian Pertanian dalam upaya meningkatkan produksi, produktivitas hasil pertanian dan kesejahteraan petani terus dilalukan setiap waktu. Lahan pasang surut memiliki potensi yang sangat besar sebagai lahan pangan di masa datang,sehingga diperlukan program optimalisasi lahan yang lebih masif diantaranya, penataan tata air di lahan pasang surut dan bantuan sarana mekanisasi.
Tahun depan Kementerian Pertanian akan melakukan optimalisasi lahan pasang surut dan lebak dengan cakupan cukup luas untuk mendongkrak peningkatan produksi padi dengan lonjakkan yang sangat signifikan.
Selain bantuan alsintan seperti pompa air,mekanisasi,perbaikan jaringan irigasi,dan lainnya,yang tidak kalah pentingnya dukungan dari semua pihak terutama penyuluh dan babinsa di lapang yang bersentuhan langsung dengan petani. Dengan demikian cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia cepat terwujud,”tutup Prof.Dr.Ir.Risfaheri.
(Bagas; foto dok