Untuk wilayah Kab. Banyuasin sendiri,panen dilaksanakan di beberapa Kecamatan antara lain; Kecamatan Air Saleh seluas 39,5 Ha (Varietas Ciherang, Bromo,IR64;Provitas 6.7 ton/Ha GKP) ;Kecamatan Suak Tapeh seluas 1 Ha (Varietas Ciherang; Provitas 5-6 ton/Ha GKP); Kecamatan Tanjung Lago seluas 20 Ha (Varietas Ciherang,Inpari; Provitas 7,0 t/ha GKP);dan Kecamatan Muara Telang seluas 87 Ha (Varietas Ciliwung,Inpari 32;Provitas 6,5 ton/Ha GKP).
Mengawali tahun 2018,kegiatan panen di Kab. Banyuasin terus berlanjut bahkan semakin luas hamparan sawah yang dipanen. Sesuai prediksi bahwa puncak panen raya di Kab. Banyuasin akan terjadi pada bulan Januari 2018. Melihat panen yang terus berlanjut,membuat optimis bahwa produksi padi di Banyuasin sebagai penyangga utama produksi padi Sumsel aman.
Dinas Pertanian Provinsi Sumsel memprediksi luas panen di Banyuasin mencapai 120.000 ha untuk bulan Januari 2018,dan produksi padi di Banyuasin dan Sumatra selatan secara keseluruhan dipastikan aman sehingga fenomena kekurangan pasokan beras yang biasanya terjadi di bulan Januari dan Pebruari tidak akan terjadi. Pencapaian produksi padi di Sumatra selatan tersebut berkat kerja keras atas para petani, pengawalan dan pendampingan oleh penyuluh dan babinsa,serta dukungan saprodi dan alsintan Bimbingan dan pengawalan serta usaha peningkatan produksi dan produktivitas padi,akan selalu terus di berikan oleh Kementerian Pertanian bersama Pemerintah Daerah.
Pada kesempatan tersebut Penjab Upsus Kementan untuk Kab. Banyuasin Prof. Dr. Ir. Risfaheri menyampaikan, produksi padi awal tahun ini meningkat walaupun mengalami sedikit keterlambatan panen akibat dampak cuaca yang kurang baik,kondisi lingkungan dan lainnya. Namun dampak tersebut dapat diatasi atas upaya semua pihak terutama petugas lapangan yang senantiasa sigap dan responsif.
Selain itu,upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian dalam antisipasi dampak cuaca secara dini dan masif,diantaranya melalui bantuan benih yang adaptif di lahan pasang surut,bantuan pompa,traktor,combine harvester,serta rehabilitasi jaringan irigasi. Dampaknya terjadi peningkatan indeks pertanaman menjadi 2-3 tanam dalam setahun,peningkatan produktivitas,dan terjadi efisiensi biaya budidaya dan panen,”ungkap Dr. Ir. Risfaheri.
(bagas; foto dok