Mekkah, SBN-
Delapan orang jemaah haji asal Kota Bekasi Jawa barat Indonesia, mendaki gunung batu, atau yang di kenal Jabal Nur,( 7/9/2018). Lahir dan berkembangnya Islam tidak lepas dari Gua Hira. Di Gua yang terletak di Jabar Nur ini Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama. Lantas, bagaimana kondisi gua tersebut ?
Pantauan jurnalis Media SBN, yang ikut bergabung dalam perjalanan ini, berkesempatan untuk mengunjungi Gua Hira pada hari Jum’at (7/9/2018) malam hari. Waktu terbaik untuk naik ke Gua Hira memang pada malam hari sekitar pukul 3 WAS, dan turun ke bawah tak lama sebelum matahari terbit.
Untuk mereka yang setara mulai dinihari, sholat subuh bisa dilakukan di perjalanan pendakian dengan berwudhu menggunakan air mineral atau betayamum dan sholatnya di atas bebatuan atau bertayamum dan sholatnya di atas bebatuan.
Di Gunung Bebatuan Jabal Nur ini masih di temukan binatang liar, kalau di Indonesia orang menyebutnya namanya monyet, tapi hewan tersebut bersahabat dengan manusia tidak galak dan menurut penduduk setempat tidak boleh di kasih makan oleh pengunjung takut keluar semua. Saat berkunjung ada tiga ekor yang keluar dan ada satu ekor lagi mendekati seorang ibu asal negara Afghanistan.
Menurut ibu tersebut, pendakian Gua Hira umumnya memakan waktu satu sampai dua jam, terangnya. Jadi amat tergantung pada kemampuan fisik dan banyaknya frekuensi istirahat. Bila kita merupakan seorang yang terbiasa dengan kegiatan fisik terutama pendakian, waktu tempuh bisa jauh di pangkas.
Sementara itu, mulai dari bawah sampai ke puncak Jabal Nur, tidak ada satu pun lampu penerangan, para pengunjung kebanyakan memanfaatkan senter ponselnya, sebagai penerangannya, ucapnya. Dan begitu sampai di puncak Jabal Nur, kita harus bergerak sedikit kebawah lagi ke sisi bukit setelahnya.
Setelah naik dan turun bukit, tantangan belum selesai. Tantangan terakhir ini adalah celah sempit dan lorong yang harus di lewati untuk dapat masuk ke Gua Hira, pengunjung harus menekuk/meningkatkan badan sedemikian rupa untuk dapat melewati celah dan lorong ini untuk menuju ke tempat Nabi Muhammad menerima Wahyu pertama kalinya. Gua Hira terletak tak jauh di punggung Jabar Nur sebelah atas yang berada di arah pusat Kota Mekkah.
Usai melewati celah sempit itu, maka sampailah kita di gua Hira. Bentuk gua ini terbilang kecil. Panjang gua sekitar tiga meter dengan lebar sekitar satu setengah meter dengan ketinggian sekitar dua meter. Gua ini hanya cukup untuk di gunakan shalat dua orang.
Ada salah satu Jemaah haji asal Purwakarta Indonesia, Unen namanya, di temui media SBN. Saya asal desa Mekarsari kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta Jawa Barat Indonesia, usia saya tujuh puluh tahun, saya berbicaranya bahasa Sunda Alhamdulillah saya masih kuat mendaki Jabal Nur, saya tempuh sekitar satu jam. Karena saya sering naik bukit di kampung sambil mikul kelapa muda, Jadi menurut saya naik gunung ini sudah tidak asing lagi, cuma bukit di kampung banyak pepohonan, di sini mah batu saja, ngak ada pohonannya, ungkap Unen.
(SBN. Yadi)